Rabu, 05 Juli 2017

Bagaimana serangan asma bisa mematikan

Bagaimana serangan asma bisa mematikan,- pukul 06.04 Wib, indonseia mulai kembali kehilangan salah satu pelawak kawakan yaitu jojon. Pelawak yang di kenal khas kumis kecilnya yang mirip hitler itu di ketahui meningal akibat sakit asma yang di deritanya.

Selami ini asma di kenal sebagai salah satu penyakit kambuhan. Banyak orang yang berpendendapat bahwa penyakit tersebut berbahaya hanya ketika terjadi serangan asma. Maish tak banyak orang yang menyadari bahwa asma sesungguhnya bisa mematikan.

Pelawak bernama asli Djuhri Masdjan itu bukan satu-satunya orang yang terbunuh oleh asma. Penelitian mengungkap bahwa setidaknya ada 1.600 orang yang terbunuh oleh asma dalam rentang waktu setahun. Selain itu, ada lebih dari 70.000 orang pasien asma yang juga mengalami keadaan gawat darurat selama setahun, seperti dilansir oleh daily mail.

Yang mengejutkan lagi, masih banyak orang yang tak menyadari bahwa mereka memiliki asma. Bahkan penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa jumlah anak yang terkena asma semakin meningkat dalam kurun waktu delapan tahun. Mari mengenali asma lebih dekat, sehingga Anda tahu kapan asma bisa membahayakan nyawa.

Apa itu asma?
Asma adalah penyakit yang menyerang paru-paru dan udara kecil di paru paru, membengkak dan memproduksi lendir. Hal ini menyebabkan penderita asma kesulitan bernapas.

Selain itu otot di bagian luar bronchial juga mengejang dan semakin ketat sehingga membuat udara tak bisa masuk. Bronchial milik penderita asma lebih sensitif dibandingkan dengan orang normal. Ada banyak hal seperti serbuk sari, debu, hingga rasa cemas, yang bisa memicu bronchial untuk bereaksi dan menyebabkan serangan asma.

Apa penyebab asma?
Terdapat beberapa teori yang mengungkapkan bagaimana seseorang terkena asma. Salah satunya adalah lingkungan rumah yang terlalu bersih. Peneliti berpendapat bahwa sistem kekebalan tubuh bayi perlu di tantang dengan menjadi dewasa sewajarnya dan bereaksi berlebihan terhadap hal yang menyebabkan alergi.

Sementara itu, teori lainnya mengungkap bahwa peningkatan jumlah penderita asma terjadi karena pengurangan konsumsi antioksidan yang penting seperti vitamin A, C, dan E. Sebuah penelitian di skotlandia menemukan bahwa anak yang terlalu banyak mengonsumsi lemak dan kurang vitamin berisiko terkena asma enam kali lebih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar